Sikap Terbuka Pelatih dan Manajemen RBL Terhadap Taunting

duniaesports.com – Tingginya semangat dan kegembiraan pemain dalam melakukan taunting di atas panggung MPL (Mobile Legends: Bang Bang) seringkali menjadi sorotan publik. Namun, bagaimana sebenarnya sikap pelatih dan Manajemen RBL terkait perilaku ini?

Di antara tim-tim yang aktif di MPL, RBL (Rexlaw Banteng Legion) menjadi salah satu yang paling mencolok dalam hal taunting. Pemain-pemain mereka, di pimpin oleh tokoh seperti Audytzy, kerap menunjukkan semangat yang tinggi dan bersemangat melalui berbagai ekspresi dan gerakan di atas panggung. Hal ini menciptakan diskusi di kalangan penggemar dan penonton tentang sikap tim dan manajemennya terhadap taunting.

Dalam sebuah wawancara pasca-laga antara RBL dan Aura pada pekan ke-7 MPL, pelatih RBL, Cikoo, memberikan penjelasan yang menarik mengenai sikap tim terhadap taunting. Menurutnya, baik pelatih maupun manajemen tim tidak secara khusus melarang atau menghambat pemain dari melakukan taunting. Mereka memberikan kebebasan kepada pemain untuk bertindak sesuai dengan keinginan mereka, asalkan hal tersebut tidak memengaruhi performa tim secara negatif.

Konsekuensi atas Tindakan Pemain

Cikoo menjelaskan bahwa pemain RBL di beri kebebasan untuk melakukan taunting selama itu tidak berdampak negatif pada performa tim. Mereka di beri tanggung jawab penuh atas tindakan mereka, dan harus bertanggung jawab atas konsekuensi dari perilaku mereka. Meskipun terkadang ada masalah pribadi di antara pemain yang menjadi sasaran taunting, hal tersebut tidak memengaruhi atmosfer tim selama latihan atau pertandingan.

Sikap terbuka dan fleksibel ini menarik perhatian, karena menunjukkan bahwa RBL memperlakukan pemainnya sebagai individu yang dewasa dan bertanggung jawab. Mereka tidak menggunakan pendekatan otoriter dalam mengatur perilaku pemain, melainkan mempercayai pemain untuk membuat keputusan yang tepat. Pendekatan ini juga mencerminkan budaya kerja sama dan kepercayaan yang kuat di dalam tim.

DEWATANGKAS

 

Sikap Terbuka dan Dukungan Dari Pelatih dan Manajemen RBL

Terhadap taunting pemain menjadi salah satu elemen yang memperkaya pengalaman penonton dalam MPL. Sikap ini memberikan kebebasan kepada pemain untuk mengekspresikan diri mereka secara autentik, sambil tetap mempertahankan fokus dan konsistensi dalam performa tim. Dengan demikian, RBL tidak hanya menjadi peserta dalam kompetisi, tetapi juga kontributor aktif dalam pembentukan budaya dan identitas MPL secara keseluruhan.

Salah satu pertanyaan yang muncul adalah apakah sikap terbuka terhadap taunting memengaruhi performa tim secara keseluruhan. Meskipun taunting dapat membangkitkan semangat dan memicu reaksi emosional yang positif dari pemain, ada juga potensi bahwa hal itu dapat mengganggu fokus dan konsentrasi mereka. Dalam beberapa kasus, taunting yang berlebihan atau tidak terkendali dapat menyebabkan konflik internal di dalam tim atau bahkan mengganggu hubungan dengan tim lawan.

Namun, dalam konteks RBL, tampaknya sikap terbuka terhadap taunting tidak mengganggu performa tim secara signifikan. Cikoo menegaskan bahwa selama taunting tidak berdampak negatif pada kinerja tim, pemain di beri kebebasan untuk melakukannya. Hal ini menunjukkan bahwa para pemain RBL memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang cukup untuk mengendalikan perilaku mereka dengan bijak, sehingga tidak mengganggu persiapan atau eksekusi permainan tim. esport terbesar di dunia

Budaya Kerja Sama dan Kepercayaan Tim

Keberhasilan implementasi sikap terbuka terhadap taunting di RBL juga menyoroti kekuatan budaya kerja sama dan kepercayaan di dalam tim. Dalam lingkungan yang memungkinkan pemain untuk mengekspresikan diri mereka secara bebas. Di butuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi di antara semua anggota tim. Para pemain harus yakin bahwa mereka dapat melaksanakan tanggung jawab mereka dengan baik tanpa harus di batasi oleh aturan yang ketat.

Kehadiran budaya kerja sama yang kuat juga memungkinkan pemain untuk saling mendukung satu sama lain, bahkan dalam hal-hal yang bersifat emosional atau non-teknis seperti taunting. Ketika anggota tim merasa di dukung dan di hargai oleh rekan-rekan mereka, mereka cenderung merasa lebih termotivasi dan berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini, sikap terbuka terhadap taunting dapat menjadi salah satu bentuk ekspresi dari solidaritas dan persatuan di dalam tim.

Baca Juga:

Pengaruh Terhadap Citra Tim dan Identitas MPL

Sikap terbuka RBL terhadap taunting juga memiliki implikasi yang lebih luas terhadap citra tim dan identitas MPL secara keseluruhan. Dalam sebuah kompetisi yang di tonton oleh jutaan penggemar di seluruh dunia. Setiap tindakan atau perilaku dari tim peserta dapat menjadi bagian dari narasi dan cerita. Yang membentuk citra mereka di mata publik. Dengan memperbolehkan taunting, RBL mungkin mengambil risiko dalam hal persepsi mereka di masyarakat.

Namun, sejauh ini, sikap terbuka RBL terhadap taunting tampaknya telah di terima dengan baik oleh publik, setidaknya di kalangan penggemar Dewatangkas. Sikap ini memberikan keunikan dan kegembiraan tambahan pada acara tersebut, serta memperkuat identitas kompetitif dan bersemangat dari liga itu sendiri. Dengan demikian, RBL dan MPL menjadi lebih dari sekadar tempat untuk menampilkan keterampilan permainan. Tetapi juga panggung untuk mengekspresikan keberagaman budaya dan nilai-nilai komunitas esports secara lebih luas.

Sikap terbuka RBL terhadap taunting adalah contoh yang menarik dari bagaimana budaya kerja sama, kepercayaan, dan kebebasan berekspresi. Dapat memengaruhi dinamika sebuah tim dan bahkan sebuah liga. Meskipun mungkin ada risiko dan tantangan yang terkait dengan pendekatan ini. Keberhasilan RBL dalam mengimplementasikannya menunjukkan bahwa ketika di jalankan dengan bijak. Sikap terbuka dan inklusif terhadap berbagai bentuk perilaku dapat menjadi sumber kekuatan dan daya tarik yang besar. Bagi tim dan komunitas esports secara keseluruhan.

Dinda Putri

Dinda Putri adalah seorang psikolog klinis dengan dedikasi tinggi dalam membantu individu untuk mencapai kesejahteraan mental. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 di bidang Psikologi di Universitas Indonesia, Dinda melanjutkan studi S2 di Universitas Padjadjaran. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan komitmen terhadap kesejahteraan mental, Dinda telah memberikan kontribusi signifikan di bidang psikologi klinis di Indonesia.