Kesulitan Matchmaking setelah Valve Melarang Smurfing
Duniaesports.com – Smurfing adalah praktik para pemain ber-MMR tinggi membuat akun alternatif untuk secara buatan menurunkan peringkat MMR mereka. Ini adalah praktik yang banyak di kritik oleh komunitas Dota 2 karena mengganggu Matchmaking mereka.
Valve baru-baru ini mengambil tindakan tegas terhadap praktik ini tahun lalu, dengan melarang sekitar 90.000 akun.
Meskipun smurfing berdampak negatif pada pertandingan publik, banyak pemain profesional Dota 2 tidak dapat bermain di luar latihan tanpa akun smurf. Sekarang, beberapa pemain pro harus menunggu lebih dari satu jam untuk menemukan pertandingan casual.
“Apakah kita diizinkan bermain bersama di luar pertandingan turnamen dan latihan tim?” tanya Kapten Gaiman Gladiator, Melchior “Seleri” Hillenkamp, di Twitter. Dia juga menandai akun resmi Dota 2 Valve.
Pemain pro Dota 2 jelas termasuk pemain berperingkat tertinggi dalam permainan, yang berarti banyak dari mereka kesulitan menemukan pertandingan dalam pertandingan publik. Karena sistem matchmaking di rancang untuk menempatkan Anda dengan pemain dengan tingkat keterampilan serupa, pemain pro Dota 2 harus menunggu berjam-jam untuk menemukan tim lengkap dan lawan dengan MMR yang cukup tinggi.
Target Penindakan Akun Smurf
Hal ini telah menyebabkan banyak masalah bagi mereka jika mereka ingin bermain di luar latihan resmi dan sesi latihan tim. Akun smurf pemain pro juga telah menjadi target penindakan, termasuk Artour “Arteezy” Babaev, yang akun smurfnya telah memiliki sekitar 7000 jam bermain.
Mantan pemain OG dan dua kali pemenang TI, Anathan “ana” Pham, adalah pemain pertama yang mengomentari masalah ini pada Desember tahun lalu. Menurutnya, bahkan matchmaking tanpa peringkat sulit bagi pemain pro.
Tetapi Valve tampaknya tidak bersimpati terhadap masalah ini. Ini berarti pemain pro yang membuat akun smurf atau berbagi akun dengan orang lain untuk bermain dalam pertandingan publik bersama teman atau solo berisiko mendapat hukuman VAC pada akun utama mereka. Inilah yang terjadi pada Steven “StingeR” Vargas – selama pertandingannya melawan Thunder Awaken dalam Kualifikasi Amerika Selatan untuk DreamLeague Season 22.
Meskipun tidak ada tempat untuk smurfing dalam Dota 2, semoga Valve dapat menemukan tempat bagi pemain pro dalam permainan di luar sistem turnamen segera.
Permasalahan yang Dihadapi Pemain Profesional Dota 2 Setelah Melarang Smurfing
Smurfing adalah praktik yang telah ada dalam dunia permainan, termasuk Dota 2, selama bertahun-tahun. Ini melibatkan pemain ber-MMR tinggi membuat akun alternatif dengan MMR yang jauh lebih rendah, sehingga mereka dapat bermain melawan pemain yang kurang berpengalaman atau lebih lemah. Ini memberikan keuntungan besar bagi pemain smurf, tetapi juga merusak pengalaman bermain bagi pemain lain di tingkat yang lebih rendah.
Valve, pengembang Dota 2, akhirnya mengambil tindakan tegas untuk mengatasi masalah smurfing ini dengan melarang ribuan akun smurf pada tahun sebelumnya. Ini adalah langkah yang positif untuk memerangi smurfing dan menjaga integritas permainan, tetapi menghasilkan konsekuensi tak terduga bagi pemain profesional Dota 2.
Pemain profesional Dota 2 adalah para pemain puncak yang bermain di tingkat tertinggi kompetisi. Mereka sering menghabiskan sebagian besar waktu mereka berlatih dan bermain dalam turnamen resmi. Namun, mereka juga ingin memiliki waktu santai untuk bermain dalam pertandingan publik atau bahkan hanya untuk bersenang-senang.
Pemain profesional memiliki kebutuhan untuk permainan Dota 2
Masalahnya adalah bahwa sistem pencocokan (matchmaking) dalam Dota 2 didesain untuk mencocokkan pemain dengan tingkat keterampilan yang seimbang. Oleh karena itu, pemain profesional dengan MMR tinggi sering kesulitan menemukan pertandingan yang seimbang di pertandingan publik. Mereka mungkin harus menunggu berjam-jam untuk menemukan pertandingan yang sesuai dengan tingkat keterampilan mereka.
Pemain profesional memiliki kebutuhan unik ketika datang ke permainan Dota 2. Mereka perlu berlatih dan mengasah keterampilan mereka di luar turnamen resmi dan sesi latihan tim. Mereka ingin menjaga kebugaran dan memperdalam pemahaman mereka tentang permainan dengan bermain di pertandingan publik. Tetapi dengan larangan smurfing yang di terapkan oleh Valve, pemain profesional harus menghadapi tantangan besar ini.
Beberapa pemain profesional, seperti Melchior “Seleri” Hillenkamp dari tim Gaiman Gladiator, bahkan mengajukan pertanyaan kepada Valve di media sosial. Mereka ingin tahu apakah mereka diperbolehkan bermain bersama di luar turnamen dan latihan tim, tanpa harus khawatir tentang konsekuensi dari larangan smurfing.esport terbesar di dunia
Valve, sejauh ini, belum memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana pemain profesional seharusnya berurusan dengan masalah ini. Hal ini telah menyebabkan banyak pemain profesional merasa frustasi dan kesulitan untuk menikmati pengalaman bermain Dota 2 di luar kompetisi resmi.
Sebagai tambahan, Valve juga telah memberikan ancaman tindakan hukum bagi pemain yang mencoba membuat akun smurf atau berbagi akun dengan orang lain untuk bermain dalam pertandingan publik. Ini adalah tindakan yang keras, tetapi tampaknya Valve ingin memastikan bahwa pemain tidak mencari celah untuk menghindari larangan smurfing.
Baca Juga:
Kualifikasi DreamLeague Season 22
Seorang pemain profesional bernama Steven “StingeR” Vargas bahkan mengalami nasib buruk ketika dia dikenai hukuman VAC (Valve Anti-Cheat) pada akun utamanya selama pertandingan kualifikasi DreamLeague Season 22. Ini menunjukkan bahwa Valve tidak akan mengendurkan sikapnya terhadap pemain yang melanggar peraturan terkait smurfing.
Namun, sementara larangan smurfing adalah langkah positif untuk menjaga integritas permainan Dota 2, Valve juga harus mempertimbangkan kebutuhan pemain profesional.
Izin khusus pemain profesional untuk memiliki akun smurf yang sah atau memberikan akses khusus ke pertandingan Matchmaking publik yang berbeda. Dengan cara ini, pemain profesional masih dapat menikmati permainan tanpa merusak pengalaman pemain lain di tingkat yang lebih rendah.
Dalam hal ini, Valve perlu bekerja sama dengan komunitas pemain profesional Dota 2 untuk menemukan solusi yang adil dan memadai. Ini akan memungkinkan pemain profesional untuk tetap bersaing di tingkat tertinggi, sambil tetap memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi pemain lain di seluruh spektrum keterampilan.
Valve memiliki tantangan besar dalam menyeimbangkan perlindungan terhadap integritas permainan dengan kebutuhan pemain profesional. Namun, dengan pendekatan yang tepat, mereka dapat menemukan solusi yang memadai untuk masalah ini. Semoga Valve dapat memberikan panduan atau kebijakan yang lebih jelas seiring berjalannya waktu untuk memungkinkan pemain profesional Dota 2 tetap menikmati permainan di luar kompetisi resmi tanpa hambatan yang berlebihan.
Kunjungi Situs Kami di TOGEL88