berita esports

N0tail Gantikan KheZu sebagai Coach Divisi DOTA 2 OG

duniaesports – Kabar mengejutkan sekaligus menggembirakan datang dari ranah kompetitif DOTA 2. Organisasi esports legendaris asal Eropa, OG, resmi mengumumkan bahwa sang pendiri sekaligus ikon tim, Johan “N0tail” Sundstein, akan mengambil alih posisi pelatih (coach) divisi DOTA 2 OG, menggantikan Kurtis “KheZu” Ling yang sebelumnya menjabat sejak awal musim 2024.

duniaesports

Pergantian ini diumumkan secara resmi melalui kanal media sosial OG dan langsung menjadi topik hangat di komunitas DOTA 2 dunia. Bagi banyak penggemar, ini bukan hanya sekadar perubahan struktur tim, melainkan simbol kembalinya roh OG ke dalam sistem internal mereka setelah masa-masa yang kurang stabil.

Lantas, apa makna dari kembalinya N0tail ke kursi pelatih? Mengapa KheZu dilepas? Dan seperti apa proyeksi OG dengan struktur baru ini di musim kompetitif 2025/26?

Kronologi Perubahan: Dari KheZu ke N0tail

KheZu, mantan pemain profesional yang sempat memperkuat Team Secret dan Vikin.gg, direkrut OG sebagai pelatih pada awal 2024. Harapannya, ia bisa membawa kedisiplinan dan pendekatan analitis untuk memoles generasi baru OG, yang dipenuhi pemain muda seperti Yuragi, bzm, dan ATF.

Namun, sepanjang musim 2024, performa OG tergolong inkonsisten. Mereka gagal menembus beberapa turnamen besar dan tidak tampil kompetitif di major terakhir sebelum TI (The International). Meskipun KheZu dikenal memiliki pendekatan strategis yang kuat, tampaknya visinya tidak sepenuhnya menyatu dengan filosofi OG yang lebih dinamis, intuitif, dan ‘chaotic but beautiful’.

Akhirnya, pada pertengahan tahun 2025, OG mengumumkan perpisahan dengan KheZu dan menunjuk N0tail sebagai pelatih baru. Ini menjadi momen penting, karena N0tail sebelumnya mengambil langkah mundur dari kompetitif sejak 2021 dan hanya berperan sebagai mentor internal atau figure publik.

Mengapa N0tail?

  1. Simbol Filosofi OG

N0tail bukan hanya pendiri OG, tapi juga jantung dan identitas tim itu sendiri. Ia adalah pemimpin yang membawa OG meraih juara The International dua kali berturut-turut (2018 dan 2019), serta menjadi legenda hidup dalam sejarah esports DOTA 2.

Kehadiran N0tail sebagai pelatih dipandang sebagai kembalinya semangat OG yang asli—tim yang bermain dengan hati, penuh kreativitas, dan tidak takut mengambil risiko di saat krusial. Ketika OG bermain dengan filosofi tersebut, mereka kerap kali tampil di luar ekspektasi dan mengejutkan dunia.

  1. Koneksi Emosional dan Personal

Sebagian besar roster OG saat ini adalah pemain-pemain muda yang sudah mengenal dan menghormati N0tail sebagai panutan. Ia sering hadir dalam sesi latihan dan bootcamp, memberi masukan, dan menjadi semacam “guru spiritual” bagi tim.

Kini, peran tersebut menjadi lebih formal. N0tail akan memimpin sebagai pelatih utama dan berada di belakang tim dalam setiap turnamen, baik dari sisi draft maupun aspek mental. Kombinasi pengalaman, karisma, dan pemahaman mendalam akan dinamika OG membuatnya menjadi sosok yang sangat ideal.

  1. Misi Pribadi: Mencetak Juara Baru

Dalam pernyataan resminya, N0tail menyampaikan bahwa ini bukan sekadar keputusan emosional. Ia merasa bahwa waktunya sudah tepat untuk kembali terlibat lebih dalam, dengan tujuan membangun kembali OG sebagai tim yang kompetitif dan—yang terpenting—menyatu dengan identitas mereka sendiri.

“OG bukan soal menang atau kalah. OG adalah tentang bermain dengan kepercayaan, intuisi, dan cinta terhadap game ini. Saya kembali untuk mengingatkan mereka akan hal itu,” ujarnya dalam video pengumuman yang menyentuh.

Performa OG dan Tantangan ke Depan

OG saat ini masih berjuang menembus dominasi tim-tim kuat seperti Gaimin Gladiators, Team Spirit, dan Tundra Esports. Performa mereka di beberapa DPC regional musim lalu cukup baik, namun kurang tajam saat menghadapi tim top-tier.

Beberapa tantangan utama yang harus diatasi N0tail sebagai pelatih:

  • Stabilitas Draft: OG dikenal kreatif, tapi kadang terlalu eksperimental. Keseimbangan antara kejutan dan konsistensi akan jadi kunci.
  • Mental dan Momentum: Pemain muda OG seringkali kehilangan arah saat berada di bawah tekanan. Mentalitas kuat ala OG 2018-2019 perlu ditanamkan kembali.
  • Pengembangan Individu: Talenta seperti bzm dan Yuragi punya skill tinggi, tapi perlu dibimbing agar bisa berkembang menjadi bintang dunia.

N0tail diperkirakan akan fokus pada pengembangan karakter pemain, bukan hanya draft dan strategi. Sesuai gaya OG, kemenangan adalah hasil dari proses panjang membangun kepercayaan tim.

Respons Komunitas: Campuran Antara Antusias dan Harapan Tinggi

Komunitas DOTA 2 menyambut kabar ini dengan euforia tinggi. Di Twitter/X, Reddit, dan Discord komunitas OG, nama N0tail menjadi trending.

Komentar dari penggemar bermunculan:

  • “OG finally got their soul back.”
  • “This is what the team needs. Papa N0tail is home.”
  • “I can already smell OG vs Team Spirit Grand Final with N0tail behind the draft table.”

Namun di sisi lain, ekspektasi juga ikut melonjak. Banyak yang menanti apakah N0tail bisa “berbicara” bukan hanya sebagai motivator, tapi juga dari sisi strategi, pembacaan meta, dan pengambilan keputusan dalam pressure moments.

N0tail dan Transisi Peran: Dari Pemain ke Mentor, Kini Pelatih

Langkah N0tail ke kursi pelatih mengikuti jejak banyak legenda lain di DOTA 2 yang transisi ke peran baru—seperti Puppey, KuroKy, hingga xiao8. Namun, berbeda dengan mereka, N0tail mengambil jalur lebih lambat, menunggu waktu yang menurutnya tepat.

Sejak pensiun sebagai pemain, N0tail aktif di balik layar membangun akademi OG, mendukung OG Seed, hingga mengembangkan berbagai inisiatif komunitas dan konten. Ia bukan hanya pelatih taktik, tapi juga arsitek budaya dalam tim.

Dalam wawancaranya dengan ESL, ia menyebut:

“Saya ingin membangun OG untuk 10 tahun ke depan. Bukan hanya tim, tapi nilai, semangat, dan warisan.”

Apakah OG Bisa Kembali ke Masa Kejayaan?

Dengan N0tail sebagai pelatih, OG tampaknya sedang memulai proyek jangka panjang untuk kembali ke puncak. Tidak ada jaminan bahwa tim ini akan langsung menang, tapi satu hal pasti: OG kini punya arah, punya identitas yang kembali kuat, dan punya pemimpin sejati.

Beberapa turnamen besar seperti Riyadh Masters, ESL One, dan TI 2025 akan menjadi ujian utama dari kepelatihan N0tail. Mampukah ia membawa tim muda ini kembali bersaing di level tertinggi?

Para penggemar tentu berharap banyak, bukan hanya soal trofi, tapi juga momen-momen magis khas OG yang menginspirasi.

Kembalinya Jiwa OG

Kehadiran kembali Johan “N0tail” Sundstein ke kursi pelatih OG bukan sekadar pengumuman roster. Ini adalah pernyataan sikap—bahwa OG belum selesai, bahwa semangat kompetitif sejati tidak pernah benar-benar padam.

Dengan gaya kepemimpinan yang hangat, penuh filosofi, namun tetap kompetitif, N0tail diharapkan menjadi katalisator perubahan di OG. Kemenangan mungkin tidak datang besok, tapi fondasi untuk masa depan telah diletakkan hari ini.

Dan seperti yang biasa dikatakan oleh komunitas DOTA:

“OG doesn’t just play DOTA. They write history with it.”