Marvel Rivals Alami Peak Player Terendah pada Mei 2025
duniaesports – Saat pertama kali diumumkan, Marvel Rivals disambut dengan antusiasme luar biasa oleh para gamer dan penggemar superhero. Game third-person hero shooter ini menjanjikan pertarungan seru antar karakter ikonik seperti Iron Man, Spider-Man, Scarlet Witch, hingga Loki dalam format kompetitif yang memadukan aksi cepat dan kemampuan unik tiap pahlawan.
Namun, hanya dalam beberapa bulan sejak rilis beta terbuka awal tahun 2025, popularitas Marvel Rivals mulai merosot tajam. Data terbaru dari platform pelacakan statistik game, seperti SteamDB dan PlayerCounter, menunjukkan bahwa pada Mei 2025, Marvel Rivals mencatatkan peak concurrent player (jumlah pemain bersamaan tertinggi) terendah sejak diluncurkan.
Apakah ini tanda bahwa Marvel Rivals gagal memenuhi ekspektasi? Apakah ini sekadar fase transisi atau justru awal dari kegagalan proyek besar NetEase dan Marvel Games?
Mari kita bedah lebih dalam.
Sekilas Tentang Marvel Rivals: Ambisi Besar dalam Dunia Superhero Gaming
Marvel Rivals dikembangkan oleh NetEase Games dengan lisensi resmi dari Marvel. Game ini mengambil pendekatan gameplay ala Overwatch, di mana pemain memilih hero dengan kemampuan unik dan bertarung dalam mode 6v6 dengan objektif tertentu.
Game ini mencuri perhatian karena beberapa faktor:
- Grafik menawan dengan nuansa komik bergaya cel-shaded
- Roster karakter populer dari dunia Marvel
- Skill set unik yang memadukan sihir, teknologi, dan kekuatan super
- Map dinamis dengan elemen destruktif
Dalam beta tertutup dan awal peluncuran beta terbuka, respons komunitas sangat positif. Banyak streamer besar dan content creator mencoba game ini, bahkan sempat trending di Twitch dan YouTube Gaming.
Namun kini, hanya beberapa bulan setelah hype besar itu, angka statistiknya mulai menunjukkan tren negatif.
Data Statistik: Penurunan Pemain yang Signifikan
Berdasarkan data dari SteamDB per 30 Mei 2025:
- Peak player harian hanya menyentuh angka 7.800 — turun drastis dari puncaknya di bulan Maret yang mencapai 120.000 pemain.
- Rata-rata pemain aktif bulanan hanya 19.000, turun lebih dari 70% dibandingkan bulan April.
- Peringkat Twitch jatuh dari Top 20 ke luar Top 100 dalam waktu kurang dari dua bulan.
- Komunitas Reddit dan Discord juga menunjukkan penurunan aktivitas, dengan thread diskusi yang stagnan dan banyak pemain mengeluh soal “lack of content.”
Statistik ini menunjukkan bahwa Marvel Rivals kehilangan daya tariknya dengan sangat cepat, bahkan sebelum rilis versi finalnya.
Apa yang Menyebabkan Penurunan Ini?
Ada sejumlah faktor yang diduga kuat menjadi penyebab utama penurunan drastis jumlah pemain Marvel Rivals:
-
Kurangnya Konten Baru
Salah satu kritik paling sering dilontarkan oleh komunitas adalah minimnya pembaruan konten. Sejak peluncuran beta terbuka, belum ada penambahan map baru, mode permainan baru, atau hero baru yang benar-benar signifikan.
Di era gaming modern, di mana game seperti Fortnite dan Apex Legends memberi konten baru nyaris setiap minggu, Marvel Rivals terasa “tertinggal zaman.”
“Saya suka gameplay-nya, tapi saya sudah bosan main map dan mode yang itu-itu saja,” ujar salah satu pemain di Reddit.
-
Masalah Balancing Hero
Beberapa karakter seperti Scarlet Witch dan Doctor Strange dianggap terlalu overpowered (OP), sementara karakter seperti Groot atau Mantis nyaris tidak berguna dalam permainan kompetitif. Masalah balancing ini membuat meta permainan cepat menjadi stagnan dan tidak menyenangkan.
NetEase sempat merilis patch balancing, namun dianggap terlambat dan tidak efektif oleh komunitas pro player.
-
Model Monetisasi yang Agresif
Salah satu kekecewaan besar datang dari sistem monetisasi. Marvel Rivals menggunakan battle pass berbayar, loot box kosmetik, dan toko premium, yang terasa agresif dan kurang transparan.
Banyak pemain merasa game ini terlalu cepat “menguangkan” popularitasnya sebelum membangun fondasi komunitas yang kuat. Bahkan beberapa item kosmetik dijual dengan harga tinggi — seperti skin Iron Man eksklusif seharga $30 — tanpa opsi grinding yang masuk akal.
-
Kurangnya Komunikasi Developer
NetEase dan Marvel Games juga dikritik karena minimnya komunikasi langsung dengan komunitas. Tidak ada roadmap yang jelas, tidak ada Q&A rutin, dan bahkan feedback dari komunitas sering tidak ditanggapi.
Dalam era di mana komunitas sangat penting untuk menjaga umur panjang game live-service, sikap diam ini bisa menjadi bumerang.
Reaksi Komunitas: Dari Cinta Menjadi Frustrasi
Awalnya, Marvel Rivals memiliki komunitas yang sangat aktif dan suportif. Banyak pemain berharap game ini akan menjadi “Overwatch killer” atau bahkan pesaing serius untuk Apex Legends dan Valorant.
Namun kini, subreddit /r/MarvelRivals dipenuhi posting seperti:
- “Kenapa belum ada update besar setelah 2 bulan?”
- “Saya cinta Marvel, tapi saya bosan main game ini.”
- “Apakah ini game live-service atau proyek setengah jadi?”
Banyak streamer juga sudah berhenti memainkannya karena rendahnya viewer dan kurangnya perkembangan gameplay. Ini menciptakan efek domino yang makin menurunkan visibilitas game tersebut.
Potensi Comeback: Masih Ada Harapan?
Meski tren saat ini negatif, bukan berarti Marvel Rivals tak punya harapan untuk bangkit. Ada beberapa langkah strategis yang bisa menyelamatkan game ini dari jurang kegagalan:
-
Rilis Roadmap Jangka Pendek
NetEase perlu segera merilis roadmap yang jelas: hero baru, map baru, mode PvE, kolaborasi skin spesial, dan seasonal event. Ini penting untuk mengembalikan kepercayaan pemain bahwa game ini tidak ditinggalkan.
-
Balance dan Quality of Life Improvements
Prioritaskan patch balancing yang lebih sering dan lebih responsif terhadap feedback pemain. Tambahkan juga fitur-fitur yang dibutuhkan seperti custom game, replay mode, dan anti-cheat yang lebih baik.
-
Tinjau Ulang Sistem Monetisasi
Komunitas tidak anti terhadap mikrotransaksi, tetapi Marvel Rivals perlu memberikan opsi progresi yang fair. Kurangi paywall kosmetik yang terlalu mahal dan berikan insentif grinding yang masuk akal.
-
Fokus pada Komunitas
Langkah seperti membuka forum resmi, melakukan livestream Q&A dengan developer, dan mengadakan event komunitas bisa membantu membangun kembali kepercayaan pemain lama dan menarik pemain baru.
Komparasi: Apakah Marvel Rivals Akan Bernasib Sama seperti Multiversus atau Apex Legends?
Kasus Marvel Rivals mulai mengingatkan banyak orang pada game MultiVersus, yang sempat viral saat rilis tetapi kehilangan pemain karena kurangnya konten dan perubahan model bisnis yang membingungkan.
Namun, jika NetEase mau belajar dari kesalahan itu dan meniru keberhasilan Apex Legends dalam bangkit dari titik rendahnya, kebangkitan Marvel Rivals masih sangat mungkin.
Ingat, Apex Legends juga sempat kehilangan 70% pemain pada awal 2020, sebelum bangkit berkat perbaikan berkelanjutan dan strategi konten yang matang.
Marvel Rivals Masih Bisa Diselamatkan, Tapi Waktu Hampir Habis
Penurunan drastis player base di bulan Mei 2025 menjadi sinyal bahaya bagi Marvel Rivals. Dari hype luar biasa menjadi game yang mulai dilupakan, semua terjadi hanya dalam hitungan bulan. Ini bukan isapan jempol — data membuktikan adanya penurunan signifikan, dan penyebabnya cukup jelas.
Namun, belum semuanya hilang. Marvel Rivals masih punya:
- Lisensi Marvel yang sangat kuat
- Gameplay dasar yang menyenangkan dan potensial
- Komunitas yang masih ingin mencintai game ini
Tapi semua itu tidak cukup jika NetEase dan Marvel Games tidak bergerak cepat. Dalam dunia game live-service, kehilangan momentum adalah bencana — dan waktu untuk membalikkan keadaan semakin sempit.
Kini, semuanya kembali ke tangan developer: apakah akan menjadi sukses jangka panjang seperti Fortnite dan Valorant? Atau hanya sekadar hype singkat seperti Multiversus dan Lawbreakers? Juni 2025 bisa menjadi bulan penentuan nasib game ini.