LCK | Talenta LoL dari NA Bergabung dengan T1
Duniaesports.com – Menurut kreator konten LoL, Nick ‘LS‘ De Cesare, Gryffinn telah bergabung dengan roster akademi T1 setelah mencoba bergabung dengan beberapa organisasi LCK selama musim panas.
Gryffinn, yang baru berusia 17 tahun sebulan yang lalu, tiba di Korea Selatan pada tanggal 21 Juni dan segera menarik perhatian dari sejumlah tim LCK meskipun tidak bisa berbahasa Korea sama sekali. Ia berkomunikasi dengan pemain lain melalui pings, bahasa Inggris dasar, dan kata-kata yang ada di semua region.
Kabar ini datang hanya tiga minggu setelah LS mengungkapkan bahwa jungler muda tersebut berhasil menandatangani kontrak dengan organisasi LCK. Dalam video emosional yang ada di saluran YouTube-nya, LS menggambarkannya sebagai “salah satu momen terbahagia” dalam karir esports-nya.
“Saya merasa ini akan menjadi kali pertama kita mungkin memiliki pemain non-Korea yang bisa benar-benar mendaki peringkat dan masuk ke LCK,” kata LS.
Gryffinn muncul di skena tier-dua Amerika Utara pada tahun 2022, ketika ia membantu NoTeam untuk mencapai LCS Proving Grounds Musim Semi. Pada Maret 2023, ia bergabung dengan CCG esports terbesar di dunia sebagai pemain pengganti tetapi tidak melihat aksi apapun untuk tim tersebut dan akhirnya pergi pada Mei.
Pada bulan yang sama, ia berhasil mendapatkan peringkat satu di North American Challenger dengan 1.852 Poin Liga (LP). “Semua pertandingan dilakukan dalam streaming dan saya masih sekolah penuh waktu,” katanya.
Diterima di LCK Tim Akademi T1
Bergabung dengan program akademi T1 dapat memberikan Gryffinn jalan menuju Challengers dan, pada akhirnya, ke LCK. Pada Juli, Yoon ‘Poby’ Seong-won menggantikan Lee ‘Faker’ Sang-hyeok di LCK sementara pemenang Worlds tiga kali tersebut pulih dari cedera pergelangan tangan. Pemain tengah berusia 17 tahun ini telah dipromosikan dari skuad akademi T1 ke roster Challengers hanya dua bulan sebelumnya.
Di tengah-tengah kemajuan esports, munculnya pemain muda seperti Gryffinn menjadi bukti bahwa industri ini terus berkembang tanpa memandang asal negara. Bergabungnya Gryffinn dengan T1 tidak hanya menunjukkan bakatnya yang luar biasa, tetapi juga keteguhan dan ketekunannya untuk bermain di level yang paling tinggi meskipun menghadapi tantangan komunikasi.
Banyak yang mempertanyakan keputusan Gryffinn untuk berpindah ke Korea Selatan, terutama dengan tantangan berkomunikasi dalam bahasa yang berbeda. Namun, ambisinya untuk menjadi yang terbaik telah membawanya melewati batas-batas tersebut. Pemain-pemain lain dalam tim akademi T1 pun kagum dengan kemampuannya beradaptasi. Meski Gryffinn tidak fasih berbahasa Korea, semangatnya dalam bermain dan kemauannya untuk belajar membuatnya dengan cepat di dalam tim.
Salah satu teman satu timnya, Joon, mengatakan, “Gryffinn adalah pemain yang luar biasa. Meskipun ada hambatan bahasa, kami semua tahu dia adalah pemain berbakat. Dia selalu datang lebih awal untuk berlatih dan seringkali menjadi yang terakhir pergi. Kerja kerasnya sangat menginspirasi kami semua.”
Kehidupan di Luar Lapangan LCK
Sementara itu, pelatih akademi T1, Kim Sang-chul, mengakui bahwa Gryffinn memang memiliki kurva belajar yang lebih curam daripada dengan pemain lainnya karena perbedaan budaya dan bahasa. “Namun,” kata Kim, “bakat dan dedikasinya jelas terlihat. Kami di T1 percaya bahwa ia memiliki potensi untuk menjadi salah satu jungler terbaik.”
Di luar lapangan, Gryffinn menghabiskan waktu luangnya untuk belajar bahasa Korea dan beradaptasi dengan budaya setempat. Dengan bantuan dari teman-teman satu timnya, ia mulai memahami nuansa permainan yang berbeda di LCK dibandingkan dengan yang ada di Amerika Utara. Setiap hari, setelah sesi latihan, Gryffinn dan teman-teman satu timnya sering berkumpul untuk bermain game bersama atau sekadar menonton pertandingan lainnya sambil berdiskusi.
Selama beberapa bulan terakhir, Gryffinn telah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dari pemain yang awalnya hanya mengandalkan kemampuan individual, kini ia mulai memahami pentingnya kerja sama tim dan komunikasi dalam permainan. Bahkan, dalam beberapa pertandingan terakhir, Gryffinn berhasil menunjukkan kemampuannya untuk memimpin tim dan membuat keputusan strategis di saat-saat kritis.
Baca juga:
Pandangan ke Depan
Ketika tahu tentang harapannya untuk masa depan, Gryffinn mengatakan bahwa dia berharap bisa membuat debutnya di LCK dalam waktu dekat. “Saya tahu banyak orang ragu tentang kemampuan saya karena saya berasal dari luar Korea,” katanya. “Namun, saya ingin membuktikan kepada mereka semua bahwa saya bisa bersaing level tertinggi. Saya berterima kasih kepada T1 yang telah memberi saya kesempatan ini.”
Kisah Gryffinn menjadi inspirasi bagi banyak pemain muda lainnya seluruh dunia. Mereka melihat bahwa dengan tekad yang kuat dan dukungan yang tepat, batasan-batasan seperti bahasa dan budaya dapat teratasi. Tentunya, dunia esports akan terus menantikan perkembangan karier Gryffinn dan pemain-pemain berbakat lainnya yang berani mengambil risiko untuk mewujudkan mimpinya.