berita esportsLeague of Legends

G2 Hel Ukir Sejarah, Tim Wanita Pertama Lolos ke Liga Nexo!

duniaesports – Dunia esports kembali mencatatkan sejarah baru. Kali ini datang dari ranah kompetitif League of Legends, khususnya di Eropa. Tim wanita dari organisasi raksasa G2 Esports, yaitu G2 Hel, secara resmi berhasil lolos ke Liga Nexo, kompetisi kasta kedua League of Legends di Spanyol — menjadikan mereka tim wanita pertama yang mencapai level ini.

Ini bukan hanya pencapaian bagi G2 Hel, tetapi juga terobosan penting dalam dunia esports kompetitif yang selama ini didominasi oleh pemain pria. Perjalanan penuh perjuangan, komitmen organisasi, dan bakat murni dari para pemain akhirnya membuahkan hasil yang mengguncang ekosistem League of Legends regional.

Lantas, bagaimana G2 Hel bisa mencetak sejarah ini? Siapa saja pemainnya? Apa arti pencapaian ini untuk masa depan esports wanita? Berikut adalah ulasan lengkapnya.

duniaesports

Apa Itu Liga Nexo?

Sebelum kita membahas lebih dalam, mari pahami dulu konteks kompetisi yang dimasuki G2 Hel.

Liga Nexo adalah liga pengembangan resmi dari ekosistem LVP Superliga, yang merupakan liga League of Legends papan atas di Spanyol. Liga Nexo menempati kasta kedua dan sering dianggap sebagai jalur masuk ke Superliga bagi tim-tim baru atau organisasi muda yang ingin membangun reputasi kompetitif mereka.

Artinya, Liga Nexo tidak hanya kompetitif, tapi juga menjadi panggung pencarian bakat dan tempat pengembangan pemain profesional masa depan di kancah Eropa.

Siapa G2 Hel?

G2 Hel adalah tim wanita League of Legends yang berada di bawah naungan organisasi ternama G2 Esports, salah satu organisasi terbesar di dunia yang bermarkas di Berlin, Jerman. Nama “Hel” diambil dari dewi dalam mitologi Nordik yang mewakili kekuatan, keberanian, dan kematian — mencerminkan semangat tak kenal takut dari para pemainnya.

Tim ini dibentuk pada awal tahun 2022 sebagai bagian dari inisiatif G2 untuk mendukung kesetaraan gender dalam esports. Berbeda dari tim wanita lain yang hanya berkompetisi di turnamen eksibisi sejak awal dirancang untuk masuk ke ranah kompetitif profesional mainstream.

Roster G2 Hel (Musim 2025):

  • Top: Mel “Melacina” Costa
  • Jungle: Sandra “Sanzarah” Diaz
  • Mid: Carla “Carlee” Mendes
  • ADC: Lisa “Lilith” Sørensen
  • Support: Annie “Annvyl” Pham

Kelima pemain berasal dari berbagai negara Eropa dan Amerika, menciptakan kombinasi gaya bermain unik dan komitmen internasional terhadap kualitas.

Perjalanan ke Liga Nexo: Tidak Instan, Penuh Tekad

Perjalanan G2 Hel menuju Liga Nexo tidak bisa dibilang mudah. Berita Esports mereka memulai dari liga lokal dan regional, mengikuti berbagai turnamen open qualifier dan scrim melawan tim pria semi-profesional.

Dalam prosesnya, G2 Hel menunjukkan performa yang tidak hanya kompetitif, tetapi juga dominan. Mereka secara konsisten menempati posisi puncak di berbagai babak kualifikasi sepanjang musim 2024 dan awal 2025.

Puncaknya terjadi dalam turnamen promosi Liga Nexo, di mana G2 Hel mengalahkan dua tim unggulan pria — Real Betis Academy dan Stormriders Esports — dalam pertandingan best-of-5 yang menegangkan. G2 Hel menang dengan skor 3-1 dan 3-2, mencatat sejarah sebagai tim wanita pertama yang masuk secara penuh dalam liga pengembangan profesional di Eropa.

Komentar dari Pihak Terkait

  • CEO G2 Esports, Carlos “ocelote” Rodríguez (via X):

“Kami tidak membuat G2 Hel untuk simbolisme. Kami buat tim ini untuk menang, dan mereka telah membuktikannya. Sejarah baru dibuat hari ini. Bangga adalah kata yang tidak cukup.”

  • Pelatih G2 Hel, Elena “Elyx” Johansson:

“Kami tidak mencari pengecualian atau jalan pintas. Kami melewati proses yang sama seperti tim pria lainnya. Sekarang kami di sini, untuk menunjukkan bahwa talenta tidak mengenal gender.”

  • Pemain Midlane, Carlee:

“Kami bukan hanya pemain wanita. Kami pemain profesional. Dan kami ingin menunjukkan bahwa kami pantas berada di liga ini.”

Reaksi Komunitas Esports

Komunitas League of Legends menyambut pencapaian ini dengan antusiasme dan rasa hormat tinggi. Banyak caster, analis, dan pemain pro memberikan selamat melalui media sosial.

  • @Caedrel (Eks pro player dan caster LoL):

“What a run by G2 Hel. They didn’t get a ticket — they EARNED their spot. Love to see it.”

  • @Sjokz (host esports internasional):

“Tears in my eyes. As someone yang mengikuti perjuangan para pemain wanita sejak lama, ini luar biasa. Let’s go G2 Hel!”

Namun tak sedikit pula yang mengingatkan bahwa tantangan sesungguhnya baru akan dimulai. Bermain di Liga Nexo artinya mereka akan menghadapi ritme kompetitif, jadwal latihan, dan tekanan profesional yang lebih berat.

Apa Arti Pencapaian Ini?

  1. Terobosan Sejarah untuk Esports Wanita

G2 Hel membuktikan bahwa tim wanita bisa bersaing di ekosistem profesional dengan sistem yang setara. Ini menghancurkan stigma bahwa kompetisi campuran tidak bisa diakses oleh pemain wanita.

  1. Mengubah Persepsi Organisasi Esports

Keberhasilan ini menjadi contoh nyata bahwa organisasi besar harus berani berinvestasi serius pada tim wanita. Tidak sekadar membuat tim “token”, melainkan membangun infrastruktur yang sejajar dengan divisi utama mereka.

  1. Motivasi bagi Generasi Selanjutnya

Pemain wanita muda yang selama ini merasa tidak memiliki tempat di dunia kompetitif kini memiliki panutan nyata. Keberhasilan G2 Hel bisa membuka pintu bagi banyak tim wanita dan mixed-gender di masa depan.

Tantangan ke Depan

Meski sukses lolos ke Liga Nexo, G2 Hel menghadapi sejumlah tantangan besar:

  • Konsistensi performa: Melawan tim-tim pria yang lebih berpengalaman dan agresif secara gameplay.
  • Tekanan media dan ekspektasi: Sebagai tim wanita pertama di liga ini, semua mata akan mengamati mereka.
  • Adaptasi terhadap ritme kompetisi penuh waktu: Liga Nexo memiliki jadwal yang padat dan struktur pelatihan yang ketat.

Namun jika melihat dedikasi mereka sejak awal, banyak yang percaya G2 Hel akan menjawab semua tantangan tersebut dengan semangat dan ketekunan.

Apakah Ini Akan Menular ke Region Lain?

Keberhasilannya menimbulkan pertanyaan menarik: bisakah tim wanita lain di region seperti Korea, NA, atau LCS Academy menyusul langkah mereka?

Sejumlah organisasi seperti Team Liquid (NA) dan DWG KIA (Korea) telah memiliki tim wanita, namun belum membawa mereka ke jalur kompetitif campuran yang serius. Apa yang dilakukan mungkin akan menjadi blueprint atau standar baru.

Momen yang Lebih dari Sekadar Kemenangan

G2 Hel telah melampaui batas yang selama ini terlihat mustahil. Mereka tidak hanya memenangkan pertandingan — mereka mengubah arah sejarah esports, membuka jalan bagi masa depan yang lebih inklusif dan meritokratis.

Dunia League of Legends — dan esports secara luas — sedang menyaksikan transformasi penting. Dan G2 Hel berdiri di garis depan, membawa harapan, inspirasi, dan bukti nyata bahwa kompetisi sejati tidak melihat gender, hanya kemampuan.

Kini, semua mata tertuju pada musim perdana mereka di Liga Nexo. Bukan sekadar bertahan — tapi membuktikan bahwa sejarah bukan akhir, melainkan permulaan baru.