berita esports

Dewa United Takluk Lagi dari Alter Ego di MPL ID S15

Musim reguler Mobile Legends: Bang Bang Professional League Indonesia Season 15 (MPL ID S15) kembali menyuguhkan pertarungan sengit antara tim-tim terbaik di kancah esports Tanah Air. Salah satu laga yang cukup menyita perhatian di pekan keempat adalah pertemuan antara Dewa United Esports dan Alter Ego. Dalam laga ini, Dewa United Esports harus kembali menelan kekalahan telak dengan skor 0-2, memperpanjang tren negatif mereka di MPL musim ini – duniaesports

Hasil ini sekaligus menjadi kekalahan kedua secara beruntun Dewa United Esports dari Alter Ego sepanjang musim 15. Meski sempat menunjukkan perlawanan di beberapa momen pertandingan, Dewa United terlihat belum cukup matang untuk bersaing dengan tim-tim mapan seperti Alter Ego.

Apa yang salah dari permainan Dewa United? Apa yang membuat Alter Ego begitu dominan? Dan bagaimana dampaknya terhadap klasemen sementara? Berikut ulasan lengkapnya.

duniaesports

Pertemuan Kedua, Hasil Sama: Alter Ego 2, Dewa United 0

Laga antara Dewa United dan Alter Ego digelar pada Minggu, 15 Juni 2025, di MPL Arena Jakarta dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube MPL Indonesia serta platform streaming lainnya. Ini adalah pertemuan kedua mereka di musim ini, setelah sebelumnya Alter Ego juga menang dengan skor identik 2-0 di week 1.

Dewa United datang dengan harapan bisa membalas kekalahan tersebut dan memperbaiki posisi mereka di papan klasemen. Namun harapan itu pupus ketika Alter Ego tampil solid, rapi, dan agresif sejak game pertama.

Game 1: Dominasi Makro dari Alter Ego

Di game pertama, Alter Ego langsung mengambil inisiatif dengan melakukan invasi buff yang membuat jungler Dewa United, Dyz, kesulitan mendapatkan gold dan level yang dibutuhkan. Dengan kombinasi hero seperti Ling (Celiboy), Khaleed (Pai), dan Luo Yi (Udil), Alter Ego mengontrol rotasi dan tempo permainan sepenuhnya.

Sementara itu, Dewa United mencoba bertahan dengan draft yang mengandalkan late game seperti Claude, Fredrinn, dan Pharsa, namun mereka gagal menciptakan ruang untuk farming dan selalu tertinggal dalam team fight.

Alter Ego tak memberi ampun. Dengan objektif yang rapi — turtle, turret, dan lord — mereka menyudahi game pertama dalam waktu 14 menit dengan kill score 17-5. Celiboy menjadi MVP berkat permainan Ling-nya yang tajam, penuh mobilitas, dan minim kesalahan.

Game 2: Snowball Lebih Cepat, Dewa United Kewalahan

Di game kedua, Dewa United mencoba melakukan perubahan dengan first pick Baxia dan hero sustain lainnya. Namun Alter Ego sudah mengantisipasi. Mereka melakukan drafting cerdas dengan memasukkan Aamon jungler, Mathilda roamer, dan Beatrix goldlane, yang mampu menciptakan snowball lebih cepat.

Tak butuh waktu lama, Alter Ego kembali mengambil kontrol penuh di early game. Beberapa momen blunder dari side-laner Dewa United, terutama Falah, membuat Alter Ego mendapatkan keunggulan kill dan gold sejak menit ke-6.

Dewa United mencoba bangkit melalui high ground defense dan pick-off individu, tetapi ketidakkompakan rotasi serta miskomunikasi dalam team fight membuat upaya mereka selalu gagal.

Game berakhir lebih cepat dari sebelumnya — hanya 12 menit, dengan skor kill 19-4. Kemenangan mutlak bagi Alter Ego yang bermain nyaris tanpa cela.

Analisis Permainan: Dewa Kehilangan Identitas?

Kekalahan telak ini bukan hanya soal skill individu atau draft pick, melainkan juga menyangkut mentalitas dan koordinasi tim. Sepanjang dua game terlihat kehilangan arah dalam permainan. Beberapa faktor utama yang tampak mencolok:

  1. Draft Kurang Reaktif

Dewa United terlalu pasif dalam memilih hero dan tidak melakukan counter pick yang tepat terhadap strategi Alter Ego. Mereka tampak bermain dengan pola yang bisa ditebak dan tidak mengantisipasi snowball cepat dari lawan.

  1. Koordinasi Team Fight Buruk

Beberapa kali memulai inisiasi dengan set up yang tidak matang. Hero frontline masuk tanpa backup, sedangkan hero damage terjebak terlalu jauh di belakang atau bahkan terbunuh sebelum contribute dalam war.

  1. Jungler Terisolasi

Dyz, jungler utama mereka, sering menjadi korban dari rotasi agresif Alter Ego. Ia tampak tidak memiliki cukup support dari midlane dan roamer untuk bisa mengimbangi pergerakan musuh.

Alter Ego: Bangkit dan Konsisten

Sementara Dewa United berada di jalur negatif, Alter Ego justru menunjukkan kebangkitan performa mereka. Setelah awal musim yang naik-turun, tim asuhan coach Nafari ini mulai menemukan ritme terbaiknya.

Kunci kemenangan Alter Ego:

  • Draft yang fleksibel dan agresif, dengan Celiboy sebagai ujung tombak.
  • Kekuatan rotasi midlane dengan kolaborasi Udil dan Rasy yang kembali tampil solid.
  • Kontrol objektif yang disiplin, menjadikan setiap momen menjadi momentum.

Hasil ini membuat Alter Ego kini mulai merangkak naik di klasemen sementara, dan menunjukkan bahwa mereka masih menjadi tim yang patut diperhitungkan di playoff nanti.

Respons Pemain dan Pelatih

  • Coach Nafari (Alter Ego):

“Anak-anak bermain disiplin dan sesuai rencana. Kita tidak ingin mengulang kesalahan dari minggu lalu, dan hari ini mereka menunjukkan karakter Alter Ego yang sebenarnya.”

  • Celiboy (Alter Ego):

“Gue cuma main lepas aja. Dapat Ling, ya gas. Fokus sama objektif, bukan kill semata.”

  • Coach Adrean (Dewa United):

“Kami akui performa hari ini mengecewakan. Banyak miskom, banyak keputusan yang salah. Tapi kami tetap percaya diri bisa bangkit.”

Jalan Terjal Dewa United, Momentum Positif Alter Ego

Kekalahan dari Alter Ego menjadi pukulan berat bagi Dewa United Esports. Bukan hanya soal hasil, tetapi juga menunjukkan bahwa mereka masih belum siap bersaing di level tertinggi MPL. Dengan komposisi pemain muda dan minim pengalaman, mereka butuh waktu dan perubahan strategi jika ingin bangkit sebelum musim berakhir.

Sementara itu, Alter Ego tampaknya sudah mulai menemukan konsistensi. Jika performa ini berlanjut, mereka bisa menjadi kuda hitam yang siap mengguncang playoff — bahkan mungkin, kembali ke jalur juara.

MPL ID S15 masih panjang, dan seperti biasa: di Land of Dawn, segalanya bisa terjadi.