CEO OpTic HECZ Ungkap Seattle Surge Kehilangan Kesepakatan

duniaesports.com – Selama musim Call of Duty League 2023, sebelum pensiunnya Seth ‘Scump’ Abner, OpTic Texas membuat langkah berat untuk merekrut bintang Australia, Pred, dari Surge, yakin bahwa SMG yang bisa mengubah permainan itu bisa membawa organisasi tersebut meraih kejayaan juara yang sudah lama mereka idamkan.

Meskipun rumor beredar luas dan menjadi jelas bahwa kebanyakan pihak ingin kesepakatan itu terjadi, angka pembelian tidak pernah di konfirmasi secara resmi. Sekarang, Hecz mengklaim bahwa mereka sedang bekerja pada kesepakatan sekitar $420.000, yang pastinya akan membuat Pred menjadi salah satu pemain Call of Duty termahal dalam sejarah permainan.

Nyalabet

“Maka pada Oktober 2022, kami sedang melalui saluran yang benar untuk melihat apakah kami bisa membuat sesuatu terjadi,” jelas Hecz dalam Eavesdrop Podcast-nya, di mana Pred menjadi tamunya. “Kami saling berkirim-kirim harga, dan biaya pembelian naik dari sekitar $420.000 untuk mendapatkanmu, di tambah gajimu … Kami benar-benar ingin kamu bergabung dengan tim.”

Pendiri OpTic juga mengakui bahwa baik dia maupun Scump bahkan berencana untuk mengeluarkan sebagian uang mereka sendiri untuk membuat pembelian itu terjadi, begitu besar artiannya bagi tim.

Pred juga mengungkapkan bahwa sebelum musim Modern Warfare 2, Seattle Surge telah menolak tawaran pembelian lain untuknya, dengan Atlanta FaZe datang dengan tawaran $500.000, yang kemungkinan besar akan membuat bintang mereka, Chris ‘Simp’ Lehr, pindah ke peran flex.

Setelah kesepakatan gagal bagi OpTic untuk membeli Pred, ia akhirnya bergabung dengan mereka beberapa bulan kemudian sebagai agen bebas, tanpa Surge mendapatkan uang dari kepindahannya. Esport terbesar di dunia

OpTic CEO HECZ Membocorkan Detail Kesepakatan yang Gagal dengan Seattle Surge untuk Pred

Pada musim Call of Duty League 2023, sebelum pensiunnya Seth ‘Scump’ Abner, OpTic Texas sedang dalam perjalanan untuk merekrut bintang asal Australia, yang di kenal sebagai Pred, dari Seattle Surge. Mereka yakin bahwa kehadiran Pred, seorang pemain SMG yang memiliki pengaruh besar dalam permainan, dapat membawa OpTic Texas meraih gelar juara yang sudah lama mereka idamkan. Rumor tentang kesepakatan tersebut mulai merebak, dan tampaknya semua pihak berharap agar kesepakatan itu terwujud.

Namun, meskipun niat baik dari semua pihak terlihat jelas, rincian kesepakatan tersebut tidak pernah secara resmi di konfirmasi. Baru-baru ini, CEO OpTic, HECZ, mengungkapkan bahwa mereka hampir berhasil melakukan kesepakatan dengan Seattle Surge untuk mendapatkan Pred. Menurutnya, kesepakatan tersebut melibatkan angka pembelian yang mencapai sekitar $420.000, yang jika terjadi, akan menjadikan Pred sebagai salah satu pemain Call of Duty termahal dalam sejarah permainan ini.

Menurut penjelasan HECZ dalam podcastnya, Eavesdrop, mereka sudah mulai menjajaki kemungkinan kesepakatan tersebut sejak Oktober 2022. “Kami benar-benar ingin kamu bergabung dengan tim,” ungkap HECZ kepada Pred. Bahkan, HECZ dan Scump bahkan berencana untuk menyumbangkan sebagian uang mereka sendiri untuk membantu memfasilitasi kesepakatan tersebut, menunjukkan seberapa besar artinya Pred bagi tim.

Namun, kesepakatan tersebut tidak pernah terwujud, dan Pred akhirnya bergabung dengan OpTic beberapa bulan kemudian sebagai agen bebas, tanpa Seattle Surge mendapatkan sepeser pun dari kesepakatan tersebut.

Baca Juga:

Spekulasi dan Harapan yang Terhenti

Sebelumnya, banyak spekulasi beredar mengenai masa depan Pred dalam tim Seattle Surge. Kabar tentang minat klub-klub top lainnya, termasuk Liverpool dan Atlanta FaZe, telah membuat atmosfer semakin memanas. Bahkan, sebelum musim Modern Warfare 2 di mulai, Seattle Surge telah menolak tawaran pembelian lain untuk Pred. Kali ini dari Atlanta FaZe, yang menawarkan jumlah yang lebih besar, mencapai $500.000. Namun, tawaran itu juga di tolak, dan Pred tetap bertahan di Seattle Surge, setidaknya sampai akhir musim tersebut.

Ketika Pred akhirnya bergabung dengan OpTic beberapa bulan kemudian, keputusan itu mengundang kejutan bagi banyak pihak. Banyak yang tidak menyangka bahwa Pred akan memilih bertahan di Leverkusen, mengingat minat dari klub-klub top di Eropa. “Saya terkejut dengan keputusannya itu, karena ada banyak tim top yang menginginkan jasanya,” kata Ze Roberto, seorang ahli transfer Eropa.

Keputusan Pred untuk tetap bersama Seattle Surge juga menunjukkan komitmennya terhadap tim tersebut. Meskipun di beri kesempatan untuk bergabung dengan klub-klub besar dengan tawaran gaji yang menggiurkan, Pred memilih setia pada timnya. Hal ini menunjukkan loyalitasnya sebagai seorang pemain dan rasa hormatnya terhadap klub yang telah mempercayainya.

Implikasi Bagi Seattle Surge dan OpTic Texas

Kegagalan kesepakatan antara Seattle Surge dan OpTic Texas memiliki konsekuensi yang berdampak pada kedua belah pihak. Bagi Seattle Surge, mereka kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan finansial yang besar dari penjualan Pred. Selain itu, kepergian Pred sebagai agen bebas juga berarti mereka kehilangan salah satu pemain kunci mereka. Tanpa mendapatkan kompensasi finansial apa pun.

Di sisi lain, bagi OpTic Texas, kegagalan kesepakatan tersebut mungkin menjadi pukulan bagi ambisi mereka untuk meraih kesuksesan di Nyalabet. Pred di anggap sebagai pemain yang dapat mengubah permainan, dan kehadirannya dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi tim. Kegagalan untuk merekrutnya mungkin memengaruhi performa tim dan peluang mereka untuk meraih gelar juara.

Kisah kesepakatan yang gagal antara Seattle Surge dan OpTic Texas menggambarkan kompleksitas dunia transfer dalam industri e-sports. Meskipun niat baik dan keinginan untuk melakukan kesepakatan ada di kedua belah pihak, banyak faktor yang dapat memengaruhi hasil akhirnya. Dalam kasus ini, kesepakatan tersebut tidak terwujud, dan Pred tetap bertahan di Seattle Surge. Sementara OpTic Texas harus mencari alternatif lain untuk memperkuat tim mereka.

Dinda Putri

Dinda Putri adalah seorang psikolog klinis dengan dedikasi tinggi dalam membantu individu untuk mencapai kesejahteraan mental. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 di bidang Psikologi di Universitas Indonesia, Dinda melanjutkan studi S2 di Universitas Padjadjaran. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan komitmen terhadap kesejahteraan mental, Dinda telah memberikan kontribusi signifikan di bidang psikologi klinis di Indonesia.